June 26, 2014

Saya, LPDP dan IELTS

Saya mendaftar Beasiswa Pendidikan Indonesia di periode Juni 2014 lalu. Beasiswa ini lebih beken dengan sebutan beasiswa LPDP, LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah badan layanan umum yang mengelola beasiswa ini. Singkat cerita, seminggu setelah batas akhir pengumpulan berkas, LPDP mengumumkan hasil seleksi administrasi dan saya dinyatakan lolos, alhamdulillah. Selanjutnya, saya berhak mengikuti seleksi wawancara dan LGD (Leaderless Group Discussion) pada tanggal 6 dan 7 Juni 2014 di Yogyakarta, sesuai lokasi wawancara yang saya pilih ketika mendaftar.

Jadwal seleksi LPDP memang sudah dicantumkan di websitenya, disebutkan bahwa seleksi wawancara dan LGD di Yogyakarta akan dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 7 Juni 2014. Saya mengetahui hal ini sekitar beberapa minggu setelah saya mendaftarkan diri untuk ikut tes IELTS di IDP Semarang, saya mendaftar untuk tes di tanggal 7 Juni 2014, berbenturan dengan jadwal seleksi wawancara dan LGD. Maka dari itu, setelah mendapatkan email dari LPDP yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti seleksi selanjutnya, saya segera mengirimkan email pemberitahuan bahwa saya tidak dapat mengikuti seleksi di tanggal 7 Juni 2014 dan mohon agar jadwal seleksi saya dapat disesuaikan. Saya tahu saya bukan satu-satunya pendaftar beasiswa yang harus diurusi oleh panita. Namun saya merasa bahwa saya harus mencoba untuk setidak-tidaknya bertanya apakah mungkin jika jadwal seleksi saya disesuaikan, karena setahu saya, tes IELTS yang sudah didaftarkan tidak dapat dibatalkan atau dijadwalkan ulang dalam jangka waktu hanya 3 minggu sebelum tes.

CSO LPDP menjawab email saya keesokan harinya, meminta saya untuk menyampaikan hal ini kepada panitia jika saya sudah menerima undangan resmi untuk seleksi wawancara dan LGD. Saya pun menuruti nasihat ini, tapi tidak ada email balasan sampai menjelang hari pelaksanaan seleksi. Telepon saya ke kantor LPDP pun tak diangkat. Akhirnya pada tanggal 6 Juni 2014 pagi, saya berangkat menuju lokasi seleksi dengan penuh keyakinan dan harapan bahwa semuanya dapat berjalan dengan lancar.

Hm, setelah jadwal diumumkan, saya mendapat giliran LGD di tanggal 6 Juni dan wawancara di tanggal 7 Juni. Sementara itu Mas saya mendapat jadwal sebaliknya, wawancara di tanggal 6 Juni dan LGD keesokan harinya. Kami berpikir bahwa ide terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan menukar jadwal seleksi kami, sehingga saya dapat mengikuti seleksi wawancara dan LGD di tanggal 6 dan Mas di tanggal 7. Saya mencoba bicara dengan penanggungjawab seleksi namun saya belum dapat bertemu beliau. Akhirnya hal ini baru disampaikan oleh Mas ketika Mas mendapat giliran verifikasi berkas. Bapak penanggungjawab pun hadir dan menyampaikan bahwa jadwal tidak dapat ditukar seperti itu, jadwal dapat ditukar tapi harus pada kedua jadwal wawancara dan LGD, bukan hanya pada salah satunya.

Saya mencoba bertanya pada beberapa orang pelamar beasiswa di sana, tapi sebenarnya saya sangat pesimis, adakah yang bersedia menukarkan jadwal wawancara dan LGD di tanggal 6 dengan jadwal saya? Kemungkinan besar tidak. Karena semua pelamar beasiswa harus diverifikasi berkasnya di hari itu, tanggal 6 Juni 2014, maka mendapat jadwal wawancara dan LGD di tanggal 6 Juni 2014 tentu merupakan sebuah keberuntungan karena pelamar tidak perlu kembali lagi keesokan harinya.

Saya kembali menghampiri Bapak penanggungjawab dan menanyakan solusi lain. Beliau mengatakan bahwa saya harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Jika memungkinkan, saya dapat mengikuti seleksi wawancara setelah jadwal wawancara terakhir di tanggal 6 Juni 2014, dengan catatan jika para pewawancara berkenan. Saya mengiyakan tawaran tersebut, saya berniat akan menunggu sampai jadwal wawancara terakhir. Jika tidak, bisa-bisa saya kehilangan kesempatan tes IELTS di esok hari yang bernilai Rp. 2,250,000. Oh nooo!!!

Lalu, menjelang waktu shalat Ashar, saya mendapat giliran seleksi LGD, setelah itu berkas saya diverifikasi dan kemudian saya shalat Ashar. Menjelang Maghrib, saya menanyakan jadwal wawancara kelompok saya, masih ada beberapa orang (3 atau 4) yang belum diwawancara, tapi satu orang di antaranya tidak hadir. Beberapa saat kemudian, Bapak penanggungjawab lewat dan melihat saya. "Oh, Mbaknya masih di sini," beliau berucap. Beliau mengecek jadwal wawancara kepada seorang petugas lalu berujar kepada saya, "aman kok, Mbak." Saya hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Sebelum saya diwawancarai, saya masih sempat Shalat Maghrib. Ketika kembali ke ruang wawancara, ternyata saya langsung dipersilakan masuk. Wah, pas sekali. Wawancara berjalan kurang baik karena saya merasa bahwa saya tidak berhasil mengesankan para pewawancara. IPK pas-pasan dan kurang persiapan. Tapi sudahlah, the show must go on, saya masih harus memperjuangkan tes IELTS keesokan harinya. Setelah wawancara selesai, saya langsung menghubungi Hotel Olympic yang lokasinya hanya beberapa meter dari IELTS test venue di The Bright English. Saya booking kamar ekonomi seharga Rp. 100,000 (tarif weekend) dan menyampaikan bahwa saya akan tiba sekitar pukul 23.00, saat itu sekitar pukul 18.30. Lalu saya menghubungi travel DayTrans dan memesan kursi untuk keberangkatan ke Semarang pukul 20.00. Hanya ada satu kursi yang tersisa. Terima kasih Ya Allah. Saya segera membersihkan badan dan berkemas. Semangat!

Di perjalanan, saya hanya bertahan ngobrol dengan penumpang di samping saya sekitar 30 menit, setelah itu saya tertidur pulas sampai tiba di Kota Semarang. Supir mobil menurunkan saya di Tugu Pemuda, alhamdulillah masih ada satu taksi di sana. Saya pun tiba di hotel hampir pada pukul 00.00. Kamar Rp. 100,000 saya berukuran super mini, seperti lorong. Haha. Tidak masalah, saya memang hanya butuh tempat untuk beristirahat dan sarapan.

Cerita lengkap tentang IELTS mungkin akan saya tulis di post berikutnya. Mungkin. Hehe. :p

June 03, 2014

Stop by Cimory on The Valley, Bawen

Today Mas and I went to Semarang (from Yogyakarta) for having my photograph and finger print taken at IDP Semarang. Actually we have gone there few days ago but the officer said that their system was offline and yes, we have to come another day. My bad, I didn't call the office before going there.

And there we were today, arrived at IDP Semarang office at Simpang Lima after riding a motorcycle for about 3 hours. The business took only 5 minutes. Because the office was not convenient for us to sit taking a rest, we decided to go to look at the IELTS Test venue, The Bright English at Imam Bonjol Street. Then we took a rest at a shady pavement, enjoying snacks we brought from home. Mas and I talked about going to Marina Beach or Masjid Agung but those seem quite far so we decided to come back to Yogyakarta and stop by Cimory on The Valley at Bawen. Yaaay!

Why was it interesting? Cimory was milk. That's what I thought. Mas and I looove milk. I love plain milk the most, but any flavor addition is lovable too. Haha. On our jammed way from Imam Bonjol Street to Cimory on The Valley, I googled Cimory Bawen. Some writings said it was a very nice place, it was not only a restaurant, but also playground and shop. I was happier. :))

After almost an hour, Mas and I arrived at Cimory on The Valley, together with children of a picnic bus. Nice, we're not alone. Hehe. From the entrance door, there was a shop at the left side, a restaurant at the right side and a lovely playground ahead. There were a pond of Arapaima fish, milch cows, deers, rabbits, turkeys and birds. It was a mini zoo. Oh, there were some playing booth too for the children. A very nice place compared to the jammed road in front of this place.

Afterwards, Mas and I prayed at the musholla and then having meals at the restaurant. Quite expensive for us. We were having a German Sausage (33,000), a plain fresh milk (5,000) and a blueberry yoghurt milkshake (22,000). There were 5% service charge and 10% PB1 (I didn't know what this was). That's all, nice place with nice bill. :P