September 06, 2013

Vespa Special 90 Tahun 1979: Road to Pantai Jogan, Gunung Kidul (September 5, 2013)

Namanya Choky.


That morning I decide to skip the work day. Saya minta Mas saya untuk datang ke rumah. Dia datang dan mulai ngoceh ngajakin pergi main ke Pantai Jogan di Gunung Kidul PAKAI VESPA MUNGILNYA, SI CHOKY. Saya sangsi banget, Si Choky ini belum pernah dipakai untuk perjalanan jauh dan nanjak seperti jalan ke Gunung Kidul. Setelah sarapan dan bersiap, kami pun berangkat. Pantai Jogan bukan fokus utama saya, karena saya pikir we won't make it. Walaupun begitu, saya tetap mencari alamat dan ancer-ancernya.


Mungil kan Si Choky?

Kami memutuskan pergi ke Gunung Kidul via Imogiri, karena sepertinya tidak memungkinkan pergi via Jalan Wonosari-Pathuk dengan tanjakannya yang curam dan arus lalu lintasnya yang biasanya ramai. Tapi ini bukan pertimbangan logika yang cukup baik, karena kami sama sekali belum pernah ke Gunung Kidul via Imogiri, Mas saya cuma bilang teman-temannya pernah touring pake Vespa ke Gunung Kidul via Imogiri. Tapi tetep aja, kami nggak tahu jalannya yang mana.

Sekitar pukul 11 kami berangkat menuju arah Hutan Pinus Imogiri. Pelan-pelan merayap di jalannya yang menanjak, saya berdoa dalam hati semoga saya nggak sampai harus turun dan mendorong Si Choky. Dan alhamdulillah enggak. Sampai di Hutan Pinus pukul 12.00, kami ambil beberapa foto, celebrating the trip. :)




Lanjut jalan, perjalanan kami dihiasi jalan yang turun dan naik. Mirip-mirip seperti naik roller coaster. Saya pakai aplikasi Sygic sebagai panduan, tapi sepertinya Sygic sudah kebingungan menunjukkan arah. Tidak terlalu banyak persimpangan sih, kami mengandalkan papan penunjuk arah atau bertanya pada penduduk setempat jika tidak ada papan penunjuk arah. Sekitar pukul 12.30 kami sampai di tempat yang kami kenali yaitu Pasar Playen. Yeaaayyy alhamdulillah. First thing first, cari makan siang. Tengok kanan kiri dan kami pun mampir di sebuah warung yang menjual bakso dan mie ayam, alamatnya di Jalan Pramuka. Tanpa kompromi, kami kompak pesan mie ayam bakso, kesimpulannya kami sama-sama lapar. Haha.

Dua mangkuk mie ayam dan segelas es jeruk seharga Rp. 20.000,-.

We're full and super ready to gooo! Pukul 13.30 kami lanjut jalan dan mampir sholat di sebuah masjid yang bersih dan teduh. Setelah itu kami lanjut jalan lagi dan mengikuti petunjuk arah ke Pantai Siung, karena Pantai Jogan yang menjadi tujuan kami ada di barat Pantai Siung dan katanya tidak jauh dari Pos Retribusi Pantai Siung. Agak lama kemudian, ada plang penunjuk arah masuk ke Pantai Siung. Kami mengikuti jalan dan sampai di Pos Retribusi yang ternyata tutup. Yah sudahlah lanjut jalan saja. Benar, tidak jauh dari pos tersebut kami menemukan papan yang menunjukkan arah ke Pantai Jogan, dari sini jalan cor block yang menemani kami sampai ke area parkir Pantai Jogan. Akhirnya kami pun sampai, ketika itu sekitar pukul 14.45. Wuih ternyata perjalanan kami lumayan panjang. :)

Foto-foto di Pantai Jogan sudah ada di post sebelumnya ya. :)

Now, the trip back home. Kami putuskan lebih aman pulang via Pathuk-Jalan Wonosari karena hanya akan ada jalan datar dan turun sampai ke Kota Jogja. Pukul 17.00 kami berangkat pulang dan mampir di kawasan wisata Desa Mulo.




Adzan Maghrib berkumandang, kami lanjut jalan lagi dan mampir masjid untuk sholat Maghrib dan kemudian cari makan. I spotted this place on our way to Pantai Jogan. Ada tulisan besar di depannya, "Nasi Merah Lombok Ijo", khas Gunung Kidul (dari struknya, saya baru tahu warung ini bernama "Griya Makan Abang Ijo" dan alamatnya di selatan Bangjo Tegalsari). Kami masuk tapi tidak terlihat siapapun di sini, tidak ada tamu bahkan pelayannya. Saya pun masuk ke dapur dan memanggil pelayan, kemudian kami disodori daftar menu yang ada kotak harganya tapi kotak-kotak tersebut kosong. Dalam rangka waspada (maklum uang kami pas-pasan), saya menanyakan harga pada pelayannya dan ternyata harganya standar saja kok. :)

Dua porsi Paket Nasi Merah (nasi merah,sayur daun pepaya dan sayur lombok ijo), iso, tempe goreng dan dua gelas teh hangat dengan gula batu.

Penyajiannya biasa saja, rasanya sederhana seperti masakan rumahan. Istimewa. Satu porsi Paket Nasi Merah harganya Rp. 6.000,-, satu porsi iso Rp. 7.000,-, satu porsi tempe goreng Rp. 2.500,- dan satu gelas teh hangat dengan gula batu Rp. 3.000,-. Kami kenyang dan senang. Alhamdulillah. :)


All photos taken by my Xperia Sola camera.

No comments:

Post a Comment