January 24, 2014

Kelayakan Transportasi - Akas Asri

Selasa sore tanggal 21 Januari 2014 lalu, saya berencana pulang dari Rogojampi, Banyuwangi ke Yogyakarta. Seperti sebelumnya, saya menunggu bis di pertigaan pohon beringin Rogojampi. Seingat saya, bis akan lewat beberapa kali di antara pukul 16.00-19.00 WIB. Saya mulai menunggu sekitar pukul 16.00, di "halte" pohon beringin sudah ada beberapa orang yang sama seperti saya, menunggu bis dengan tujuan Yogyakarta. Sekitar setengah jam menunggu, berhembus kabar bahwa hari ini hanya akan ada satu bis yang beroperasi karena supirnya libur. Sekitar pukul 18.00, seorang bapak datang dan membawa kabar bahwa bis akan tiba pukul 18.45. Bis satu-satunya pada hari ini. Sekitar pukul 19.00, bis pun tiba dan kami pun naik bis. Saya membayar Rp. 102.000,00 untuk satu orang dengan tujuan terakhir Yogyakarta.

Beberapa menit kemudian, keanehan mulai terjadi. Kursi penumpang sudah penuh tapi bis tetap mempersilakan penumpang baru untuk naik ke bis. Bangku-bangku plastik mulai digelar di lorong bis. Seingat saya lorong bis penuh dengan penumpang yang duduk di bangku plastik. Saya tidak tahu mereka harus bayar berapa, sama seperti saya yang duduk di kursi normal atau kurang dari itu.

Bis ini adalah bis yang menempuh perjalanan menengah-panjang. Dari Rogojampi ke Yogyakarta butuh waktu 13,5 jam. Dan sebagian besar penumpang memang menempuh perjalanan hingga akhir untuk sampai ke tujuan mereka masing-masing. Hari itu, dengan hati dongkol, saya menyimpulkan bahwa bis ini adalah bis sombong (setahu saya hanya ada dua "merek" bis yang melayani rute ini) dan tidak layak. Penumpang harus menyerah pada keadaan karena pilihan mereka sangat terbatas. Sampai kapan pemerintah akan membiarkan rakyatnya terpaksa menyerah seperti itu?

No comments:

Post a Comment