July 12, 2013

Camping Ramadhan at Pantai Pok Tunggal (July 7-8, 2013)

Photo taken by I-don't-know-who.

Saya sudah pernah ke pantai cantik ini. Dan akhirnya ada kesempatan untuk bisa lihat pantai ini lagi ketika ada ajakan dari teman-teman untuk mengadakan Camping Ramadhan. The title is just too much, hahaha. Oke ayok kita berangkat, mumpung belum mulai puasa. Janjian berangkat Hari Minggu tanggal 7 Juli dari rumah Ratna (aka Dek Na). Sampai Minggu pagi, kok adem ayem aja nggak ada kabar, padahal saya mustinya kebagian tugas belanja-belanji nih. Saya kontak Dek Na, ngajak bagi tugas buat belanja. Dek Na dapat tugas untuk beli paket makan malam, ubi, jagung dan printilannya. Sementara saya dapat tugas untuk beli sosis, mie instant dan ayam. Di pasar, setelah beli ayam, saya baru sadar bahwa saya nggak tahu harus pakai bumbu apa aja untuk mengungkep ayam.



"Ndenk, coba gugling bumbu ayam ungkep," saya minta tolong pada seorang teman.
"Nih," katanya sambil menyodorkan hape.


Saya males membandingkan resep itu dengan resep dari situs-situs lainnya. Ya udah deh pakai resep ini aja. Pede aja. Bawang merah, bawang putih, cabe, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, sereh, daun salam dan daun jeruk. Plus gula dan garam pastinya. Di rumah, semuanya dibersihkan dan dituang ke blender. Biar cepet. Hehe. Diungkep, ditinggal beres-beres, packing dan mandi. Ternyata rasanya lumayan, edible dan bisa dimaklumi. Jam 1 siang berangkat ke rumah Dek Na. Dan jadwal berangkat pun molor secara fleksibel ke jam 4 sore.


Saya dan rombongan pun berangkat menuju Pantai Pok Tunggal. Saya masih ingat sebagian rutenya. Tapi ketika langit sudah gelap dan kami mulai memasuki jalan perkampungan, saya mulai lupa dan ragu rutenya. Saya berdoa dalam hati, semoga Google Maps bisa diandalkan di sini. Dan wow, wow banget untuk saya, Google Maps bener-bener menunjukkan rute yang sangat precise. Keren. Fyi, pantai ini lumayan blusuk-blusuk jalannya. Thanks to Google Maps.

Sesampainya di Pantai Pok Tunggal, kami disambut para petugas yang menjaga pantai. Kami dipandu mencari area kemah karena ternyata sudah ada beberapa tenda yang didirikan di sini. Kami berjalan ke arah barat, tapi tempat saya inginkan sudah ditempati. Saat itu kami berdiri di dekat pohon yang dipagari. Saya sudah di dekat pohon itu ada mesin pompa air. Di batangnya ada beberapa sesajen yang digantungkan.

"Nah kita di sini aja," usul saya.
"Jangan di sini Mbak, tidak boleh," kata bapak petugas yang memandu kami.
Saya penasaran. "Kenapa, Pak?"
"Yaa...memang tidak boleh Mbak." Raut wajahnya mengisyaratkan kalau ia tak mau menceritakan alasan tepatnya. Yaa begitulah kira-kira. You know what I think, don't you?

Kami pun berbalik dan berjalan ke arah timur, menuju pohon (entah jenis pohon apa) yang menjadi ikon pantai ini. Tapi ternyata sudah ditempati juga. Kami akhirnya mendirikan tenda di area yang masih dekat dengan pohon itu. Sebagian anggota camping mendirikan tenda dan sebagian lainnya menyiapkan makan malam. Sederhana saja, jagung manis, ubi, ayam dan sosis. Yang spesial adalah bintang-bintang yang mengedip mesra, ombak yang berdebur merdu ditingkahi petikan gitar dan teman-teman yang berdendang. Saya selalu suka berbaring di pantai dan memandang bintang. Blissful.

Ini foto pohon ikon Pantai Pok Tunggal. :)

PS: Cerita hari berikutnya akan menyusul, insyaAllah. :)

No comments:

Post a Comment